Kesenangan, kegembiraan, penderitaan, kesedihan adalah kejadian dan
sebuah peristiwa yang di alami manusia hidup di bumi ini. Kalau semua kejadian
itu tidak ditanggapi dengan berfikir tenang dan positif maka hidup ini tidak
ada rasa syukurnya kepada sang khaliq. Padahal semua kejadian itu sudah ditulis
lama sebelum kita diciptakan dibumi ini dalam kitab (Lawh Mahfuz).
Sebagaimana Allah berfirman dalam QS. Al Hadid 22;
Tiada suatu bencana di bumi ini dan
tidak pula pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lawh
Mahfuz), sebelum kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah
mudah bagi Allah.
Sudah jelas Allah memberikan kita sebuah peta kehidupan, yang mana kita
disuruh berproses dan Allah yang mewujudkannya. Apalah arti sebuah keinginan
yang nantinya adalah sebuah malapetaka ataukah ketidakmauan kita yang nantinya
berbuah kebahagiaan. Manakah yang kita pilih..??
Kalau kita hanya bangga ketika berhasil dan bersedih ketika gagal, itu
semua fitrahnya manusia. Namun alangkah mulianya jika sebuah anggapan
"sedih ketika kita gagal" kita ganti dengan penataan hati yang mana
gagal dan suksesnya kita haruslah tetap bahagia, terlebih lagi kalau kita
bahagia maka rasa syukur kita kepada sang khaliq akan bertambah dan iman pun
bertambah.
Jika kita dihadapkan kepada 2 persoalan yang mana kita sedih tetap
berfikir positif kepada Allah ataukah kita sedih berfikir negatif kepada Allah
?, jawaban yang pantas untuk kita semua adalah meski sedihpun kita harus tetap
berfikir positif kepada Allah, mengapa begitu?? karena sebuah kejadian yang
buruk belum tentu buruk untuk kedepannya dan sebuah kejadian baik belum tentu
juga baik untuk kedepannya.
Maka
dari itulah kita wajib untuk berfikir yang baik-baik saja kepada Allah, toh
nantinya apa yang terbaik buat kita kan yang tau hanya pencipta kita semata
bukan yang lain bahkan kita sendiri.
"Hanya
Allah yang tau tentang kebenaran yang abadi, manusia hanya sebatas berusaha dan
berikhtiar"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar